Akhirnya masyarakat yang ingin mencapai kemajuan dan menghayati ciri-ciri globalisasi mestilah akur dengan kemajuan teknologi maklumat ini. Isi Karangan: Memanfaatkan Internet dan Telefon Pintar. Contoh Karangan: Kepentingan Teknologi maklumat kepada Masyarakat. 💰💵 Dapatkan ganjaran wang dengan menjawab soal selidik dalam talian. BAHASAINDONESIA/ Minggu ke empat: 6 jam • Membuat table tentang IPA perubahan bentuk energi • Mobil mainan yang terjadi pada saat Pelajaran • Baterai Melakukan penyelidikan menyalakan lampu kemajuan teknologi di berbagai bidang dan • Lampu senter sederhana tentang penerangan rumah • Menuliskan pokok-pokok dampaknya. Contohpidato tentang Keteladana Remaja Kristen Di era Globalisasi saat ini tidak bisa di pungkiri lagi bahwa kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami peningkatan yang sangat pesat . di mana- mana begitu banyak kita jumpai orang-orang yang dengan keahliannya membuat berbagai macam alat-alat teknologi yang canggih yang Fast Money. In this era of increasing globalization, many people use various social media platforms such as Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, WhatsApp, etc. Many people use social media platforms that aim to achieve their desires such as social, economic and media also has a big impact on anyone who use it positively, such as preachers who always provide many benefits to Muslim brothers and sisters in spreading da’wah. With social media, da’wah can be heard anytime and anywhere. The purpose of preaching is to always remind all that life in this world is only temporary and the hereafter is an eternal place, and the most powerful is only Allah SWT. This study aims to find out about the use of social media as a medium for Islamic da’wah in the advancement of technological development. In this study, a survey was conducted on 52 respondents from among lecturers/teachers, students, and the general public. The result obtained from the research are a discussion of knowing and understanding the use and role of social media as a medium of da’wah and the challenges, opportunities and threats of preaching in social media. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free As - S A B I Q U N Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 4, Nomor 1, Maret 2022; 102-114 e-ISSN 2656-4785 Terindeks SINTA 5, Crossref, Garuda, Moraref, Google PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA DAKWAH ISLAM DALAM KEMAJUAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI Hisny Fajrussalam1, Intan Dwiyanti2, Nisrina Fairuz Salsabila3, Rinanda Aprillionita4, Siti Auliakhasanah5 Universitas Pendidikan Indonesia sitiauliakhasanah Abstract In this era of increasing globalization, many people use various social media platforms such as Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, WhatsApp, etc. Many people use social media platforms that aim to achieve their desires such as social, economic and media also has a big impact on anyone who use it positively, such as preachers who always provide many benefits to Muslim brothers and sisters in spreading da’wah. With social media, da’wah can be heard anytime and anywhere. The purpose of preaching is to always remind all that life in this world is only temporary and the hereafter is an eternal place, and the most powerful is only Allah SWT. This study aims to find out about the use of social media as a medium for Islamic da’wah in the advancement of technological development. In this study, a survey was conducted on 52 respondents from among lecturers/teachers, students, and the general public. The result obtained from the research are a discussion of knowing and understanding the use and role of social media as a medium of da’wah and the challenges, opportunities and threats of preaching in social media. Keywords Globalization, Social Media, Da’wah Abstrak Dalam era globalisasi yang terus meningkat, saat ini banyak masyarakat yang menggunakan berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, WhatsApp, dan lain-lain. Banyak masyarakat menggunakan platform media sosial yang bertujuan untuk mencapai keinginannya, seperti sosial, ekonomi, maupun keagamaana. Media sosial pun sangat berdampak besar bagi siapa saja yang menggunakannya secara positif, seperti para pendakwah yang selalu memberikan banyak manfaat kepada saudara-saudari muslim dalam menyebarkan dakwah. Dengan media sosial, dakwah bisa didengarkan kapan saja dan dimana saja. Tujuan dari berdakwah adalah untuk selalu mengingatkan kepada sesama bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, dan akhirat lah tempat kekal abadi, dan yang paling berkuasa hanya Allah SWT. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui mengenai pemanfaatan media sosial sebagai media dakwah Islam dalam kemajuan perkembangan teknologi. Dalam penelitian ini dilakukan survei terhadap 52 responden dari kalangan dosen/guru, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum. Hasil yang didapat dari Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022 penelitian ini adalah pembahasan mengenai pemanfaatan media sosial sebagai media dakwah, tantangan, peluang, serta ancaman berdakwah di media sosial. Kata Kunci Globalisasi, Media Sosial, Dakwah PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi di era sekarang sudah melejit dengan berbagai potensi kemajuan yang diciptakan. Kemajuan ini menawarkan kemudahan-kemudahan dalam segala sisi kehidupan manusia, diantaranya bidang pendidikan dan keagamaan yang ikut menjadi bagian dari kemajuan yang ada. Di zaman yang terus berkembang ini semua elemen masyarakat berinovasi untuk terus berkembang dengan teknologi sebagai faktor pendorong utama. Ilmu Pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting bagi manusia, juga bagi umat Islam. Kemajuan dan kemudahan yang ditawarkan salah satunya memudahkan dalam kegiatan agama. Dalam Al-Qur’an, kita selalu di anjurkan untuk selalu mencari ilmu, sebagaimana Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Hal inilah membuat Islam menjadi agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Pandangan islam terhadap teknologi yaitu Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk mampu lebih maju dan modern. Islam sangat mendukung para umatnya untuk dapat me-research dan bereksperimen terhadap hal-hal baru, termasuk teknologi. Dalam pandangan islam, teknologi sebagai ayat-ayat Allah SWT yang perlu terus digali dan dicari kebenaran dan keberadaannya. IPTEK dalam sudut pandang islam yaitu sebagai bentuk pengkajian terhadap sunnatullah secara obyektif dengan memberi pemahaman kepada umat manusia sesuai nilai-nilai kemajuan internet menjadi aspek yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan ide/kebiasaan baru. Munculnya media jejaring sosial seakan mengambil Sumarni, T., Tinggi, S., Islam, A., &Bengkalis, N. 2017. SCIENTIFIC LEARNING KONSEP IPTEK DAN KETERPADUANNYA DALAM AL-QUR’AN. Sumarni, T., Tinggi, S., Islam, A., &Bengkalis, N. 2017. SCIENTIFIC LEARNING KONSEP IPTEK DAN KETERPADUANNYA DALAM AL-QUR’AN. Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini alih dunia. Menurut Rohani 1997 dan Putri 2020 mengemukakan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan dalam proses penyaluran informasi. Sementara, media sosial sendiri merupakan media online yang mendukung berbagai interaksi sosial dan media sosial juga menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Penggunaan media sosial sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Kemudahan yang ditawarkan sebagai penghubung interaksi dan komunikasi menjadi awal dari urgensi kebermanfaatan. Perkembangan kemajuan teknologi komunikasi menciptakan luaran/produk-produk baru yang inovatif. Lahirnya pola komunikasi baru menjadi salah satu bagian dari kemajuan menggunakan media sosial. Untuk itu, media sosial memegang peranan yang sangat penting sebagai wadah serta inovasi dalam melakukan komunikasi. Komunikasi pada hakikatnya merupakan suatu proses dimana seorang atau sekelompok orang menyampaikan sebuah rangsangan dengan tujuan untuk mengubah perilku insan-insan lainnya disebut komunikan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sepriadi 2020, bahwa setiap kegiatan komunikasi dilakukan untuk mencapai persamaan makna bagi komunikator dan komunikasi ini dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun selama ada komunikator ataupun suatu media yang digunakan untuk berkomunikasi. Menurut Jalaluddin R. 2008, media dipahami sebagai perluasan dari kemampuan manusia dalam menerima sebuah rangsangan. Untuk itu, sekarang ini sosial media banyak digunakan pendakwah sebagai salah satu media komunikasi juga media berinteraksi langsung dengan jemaatnya. Proses komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan mudah tanpa adanya tatap muka langsung antara pendakwah dan jemaat. Oleh karena itu, jejaring sosial dianggap mampu untuk mengimplementasikan perannya. Media sosial bisa menjadi celah untuk penyampaian ilmu pengetahuan salah satunya keagamaan dengan terus menyelaraskan pesan dakwah. Putri, N. Q. 2020. Efektivitas Penggunaan Aplikasi Qraved sebagai Media Memilih Tempat Makan. Jurnal Pewarta Indonesia, 2 1, 22-23. Suhandang, Kustadi. 2007. Manajemen Pers Dakwah Perencanaan hingga Pengawasan. Bandung Remaja Rosda Karya. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung Rosda, 2008, p. 220 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung Rosda, 2008, p. 220 Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022 Hal ini dapat dipahami sebagaimana yang disampaikan oleh hadist Rasulullah SAW  “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” HR. Bukhari.Jika kita kembangkan pengertian dari hadist tersebut, maka inilah mengapa kita perlu terus menyampaikan pesan dakwah dan nilai-nilai islam, dengan cara yang baik dan memperhatikan media serta metode yang digunakan. Dakwah merupakan kegiatan yang melibatkan unsur-unsur tertentu di dalamnya, dan membentuk sistem yang berhubungan untuk mencapai tujuan dakwah itu sendiri. Berdakwah sebagai bentuk ajakan terhadap seseorang untuk berada pada jalan yang benar juga bentuk penyampaian pesan-pesan yang bermanfaat pada orang banyak baik melalui tatap muka maupun penyebarluasan pada media melakukan dakwah, dibutuhkan suatu media yang mampu mewadahinya. Dengan adanya perkembangan IPTEK yang di dalamnya termasuk media sosial, menjadi peluang bagi seluruh pendakwah dunia, termasuk Indonesia dalam rangka menyebarluaskan dakwahnya dengan mudah ke khalayak umum, bahkan dunia. Perkembangan teknologi yang pesat bisa menjadi implementasi media dakwah. Untuk itu, para pendakwah juga dituntut untuk reatif dalam menggunakan ilmu dan teknologi, juga dalam membawakan pesan dari dakwah-dakwah yang positif dan membangun sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendengarnya. Fauzia Zahra, U., Sarbini, A., Shodiqin, A., Komunikasi dan Penyiaran Islam, J., Dakwah dan Komunikasi, F., SunanGunungDjati, U., &ManajemenDakwah, J. 2016. Media Sosial Instagram sebagai Media Dakwah. Dipublikasikan Juni. Nurlina. BERDAKWAH DI MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PENYEBAR DAKWAH DI ERA DIGITAL. Suharto, S. 2017. MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIUM KOMUNIKASI DAKWAH Vol. 13. Muhammad Robbani dan RhafidillaVebryndaSIkom, A. PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA DAKWAH STRATEGI NURUL AZKA DALAM MENGELOLA AKUN NUNUZOO. Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini METODE Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode kuisioner. Penelitian kuantitatif digunakan agar hasilnya menekankan pada data-data angka yang dapat diolah dengan statistika. Colton dan Covert 2007 berpendapat bahwa data yang bisa disortir dapat diperoleh dari teknik pengambilan sebuah data dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, di kategorisasi dan dihitung serta kumpulan data-data tersebut dapat diringkas secara numerik dalam bentuk grafis, diagram, analisis statistik dan Penelitian Subjek dalam penelitian dan penyebaran kuisioner ini diberikan kepada semua khalayak umum, baik mahasiswa/pelajar, guru/dosen maupun masyarakat luas lainnya, karena penggunaan sosial media di masa sekarang sudah berkembang luas. Waktu dan Tempat Penelitian  Waktu Penelitian Waktu untuk penelitian ini berlangsung selama bulan Februari 2022 sampai Maret 2022. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut David Colton & David W. Designing and Constructing Instruments for Social Search and Evaluation. San Fransisco John Wiley & Son Inc. Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022  Tempat Penelitian Tempat berlangsungnya penelitian ini adalah melalui Google Formulir. Teknik Pengumpulan Data Colton 2007 menjabarkan bahwa dalam proses pengumpulan data menggunakan teknik kuantitatif, dapat dilakukan dengan mengumpulkan informasi secara ringkas baik berbentuk tabel, grafik dan penelitian ini, teknik pengumpulan data dihasilkan dari kuisioner yang telah disebar luaskan dan diisi oleh banyak responden. Berdasarkan jenis penelitiannya, penelitian ini pula memang menitik beratkan informasi yang diperoleh dari berbagai responden supaya dapat diolah secara numerik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuisioner, dengan perolehan hasil responden sebanyak 52 responden sebagai berikut Gambar 1. Perolehan Responden David Colton & David W. Designing and Constructing Instruments for Social Search and Evaluation. San Fransisco John Wiley & Son Inc. 19% 39% 15% 27% Status Responden Kuisioner Pemanfaatan Media Sosial sebagai Media Dakwah Pelajar Mahasiswa Guru/Dosen Masyarakat Umum Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan bahwa responden yang mengikuti penelitian didominasi oleh mahasiswa, yaitu sebanyak 20 orang 38,5%. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media sosial untuk berdakwah, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan untuk diisi oleh responden secara sukarela. Berikut ini beberapa pertanyaan yang diajukan kepada responden 1. Apakah anda menggunakan platform media sosial? Pertanyaan ini diajukan untuk melihat seberapa besar eksistensi media sosial di kalangan masyarakat luas. Berikut hasil survei penggunaan platform media sosial Gambar 2. Eksistensi Media Sosial Berdasarkan diagram di atas, semua responden yang mengikuti kuisioner sudah menggunakan platform media sosial. 2. Apakah anda sering menemukan dakwah/ceramah, dan lain-lain di media sosial yang anda gunakan? Tabel 1. Penemuan Dakwah di Media Sosial P e r s e n t a s e % 100% Penggunaan Platform Media Sosial di Semua Kalangan YaTidakMungkin Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022 Berdasarkan tabel di atas mengenai apakah anda sering menemukan dakwah/ceramah,d an lain-lain di media sosial yang anda gunakan, yang sering menemukan dakwah/ceramah di media sosial untuk para mahasiswa, terdapat sekitar 20 orang 38,5% dari jumlah total mahasiswa melakukan survei. Untuk kalangan pelajar, terdapat sekitar 10 orang 19,2% dari jumlah total pelajar yang melakukan survei. Untuk guru/dosen terdapat sekitar 8 orang 15,4% dari jumlah total guru/dosen yang melakukan survei. Lalu, untuk masyarakat terdapat sekitar 14 orang 26,9% dari jumlah total masyarakat yang melakukan survei. Dari data ditemukan bahwa jumlah orang yang memilih opsi “Ya” sekitar 52 orang atau 100% dari total jumlah 52 orang yang mengikuti survei. 3. Apakah penggunaan media sosial sebagai media dakwah di nilai efektif dan efisien atau bermanfaat? Tabel 2. Keefektifan Berdakwah di Media Sosial Berdasarkan tabel di atas mengenai penggunaan media sosial sebagai media dakwah dinilai efektif dan efisien atau bermanfaat, ditemukan sebanyak 94,23% dari survey tersebut setuju dalam penggunaan media sosial sebagai media dakwah dinilai efektif, dan 5,77% tidak menyetujui bahwa penggunaan media sosial sebagai media dakwah dinilai efektif. Dari sebagian besar 94,23% persentase yang setuju dengan adanya penggunaan media sosial sebagai media dakwah yang dinilai efektif dan efisien memberikan alasan seperti media dakwah yang dilakukan dinilai mudah untuk dijangkau dan diakses kapan saja oleh seluruh kalangan masyarakat, selain itu platform media sosial bisa bermanfaat bagi siapa Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini saja yang melihatnya dan sebagian orang yang terlibat survey sangat setuju dengan adanya penggunaan media sosial sebagai media dakwah apalagi dengan adanya kemajuan globalisasi saat ini. Jadi bisa dikatakan jika penggunaan media sosial sebagai media dakwah dinilai efektif, efisien dan bermanfaat. 4. Apakah anda sering menemukan hal-hal negatif dari adanya dakwah di jejaring sosial? Seperti potongan video ceramah yang menimbulkan kesalahpahaman karena video yang tidak utuh,d an lain-lain. Menurut anda, apa yang harus diperbaiki dari masalah tersebut? Tabel 3. Penemuan Hal Negatif Berdakwah di Media Sosial Berdasarkan tabel di atas tentang penemuan hal-hal negatif dari adanya dakwah di jejaring sosial, yang sering menemukan adanya hal-hal negatif dari dakwah di sosial media sekitar 15 siswa 75% dari jumlah total mahasiswa yang melakukan survey. Di kalangan masyarakat umum terdapat 10 orang 71,4% dari jumlah total masyarakat umum yang melakukan survey. Untuk kalangan pelajar, terdapat 8 orang 80% dari jumlah total pelajar yang melakukan survey. Lalu di kalangan gur/dosen yang melakukan survey, sebanyak 8 orang 100% dari jumlah total guru/dosen yang melakukan survey, semua setuju bahwa mereka sering menemukan hal-hal negatif dari adanya dakwah di jejaring sosial ini. Sementara itu, di kalangan orang yang melakukan survey ini, terdapat juga yang tidak/belum menemukan hal-hal negatif dari adanya dakwah di jejaring sosial, diantaranya ada di kalangan mahasiswa sebanyak 5 orang 25% dari jumlah total, kalangan masyarakat umum diketahui sebanyak 4 orang 28,5% dari jumlah total, kalangan pelajar sebanyak 2 orang 20% Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022 dari jumlah total. Serta sementara di kalangan guru/dosen tidak ada yang tidak pernah menemukan hal-hal negatif dalam dakwah di jejaring sosial. Dari data tersebut, ditemukan bahwa jumlah kalangan yang setuju atau pernah menemui hal-hal nagatif dakwah di jejaring sosial terdapat 41 orang dengan persentase 78,8% dari jumlah total 52 orang yang melakukan survey. Sementara jumlah kalangan yang tidak pernah menemukan hal negatif dakwah di jejaring sosial terdapat 11 orang dengan persentase 21,2% dari jumlah 52 orang yang melakukan survey. Gambar 3. Perbaikan dalam Berdakwah di Media Sosial Dari diagram perbaikan yang harus dilakukan, terlihat bahwa persentase orang yang menyarankan untuk tidak langsung menyimpulkan dan harus melakukan filterasi terhadap penyebaran informasi video dakwah sangat dominan, yakni sekitar 42% atau 22 orang dari 52 peserta survey ini. Menempati posisi kedua, jumlah persentase yang menyarankan perbaikan dalam inti dakwahnya yang juga harus mengandung informasi yang jelas, terdapat 15% atau berjumlah 8 dari 52 orang. 13% 6% 12% 42% 15% 8% 4% Perbaikan yang Harus Dilakukan Tidak memotong video dakwahTidak adaBijak dan kreatif dalam bermedia sosialTidak langsung menyimpulkan dan filterasi penyebaran informasiInti dakwah mengandung sumber dan informasi yang jelasAdanya sanksi yang tegasBijak memilih pendakwah Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Di posisi ketiga, jumlah orang yang menyarankan untuk tidak memotong video dakwah terdapat 7 dari 52 orang atau sebanyak 13%. Selanjutnya, terdapat 12% atau sekitar 6 orang dari 52 orang yang menyarankan untuk lebih bijak dan kreatif dalam bermedia sosial. Lalu, terdapat 4 dari 52 orang atau 8% untuk menyarankan diadakannya sanksi yang tegas terhadap pelaku penyebaran dakwah yang berdampak negativ di media sosial. Selain itu, terdapat 3 dari 52 orang atau 6% orang yang sudah merasa aman dalam video-video dakwah yang tersebar di jejaring sosial, sehingga menurutnya tidak ada lagi perbaikan yang harus dilakukan dalam video dakwah yang beredar ini. Terakhir, terdapat 4% atau 2 dari 52 orang yang menyarankan agar lebih bijak dalam memilih pendakwahnya. PEMBAHASAN Mini riset ini dilakukan terhadap kalangan yang sudah melek digital, terutama yang pernah atau sering melihat video-video tentang dakwah yang kian beredar di media sosial. Jumlah responden yang ikut serta dalam pelaksanaan mini riset ini berjumlah 52 orang yang terdiri atas kalangan mahasiswa, pelajar, guru/dosen dan masyarakat umum. Para responden yang melakukan survey ini 100% telah memiliki akun media sosial masing-masing. Hal ini sesuai dengan pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia yang mengingkat pesat. Menurut Rita Rismala, dkk 2021 pengguna internet pada tahun 2019-2020 yaitu sebanyak dari populasi masyarakat Indonesia yang berjumlah jiwa, sehingga dapat diperoleh nilai presentasinya yaitu 73,7%. Hal tersebut menjadi alasan kuat penyebab responden yang melakukan survey ini 100% memiliki media sosial masing-masing. Dari 100% responden yang memiliki media sosial, ternyata mereka juga sering menemukan dakwah/ceramah di media sosial yang mereka gunakan tersebut. Bahkan, jumlah responden yang sering menemukan dakwah/ceramah di media sosialnya mencapai 100% dari jumlah keseluruhan 52 orang. Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022 Selanjutnya, sebanyak 49 orang 94,23% dari jumlah total keseluruhan berpendapat bahwa penggunaan media sosial sebagai media dakwah dinilai efektif dan efisien. Hal ini didukung dengan beberapa pernyataan atau alasan, diantaranya dengan pesatnya internet dapat memudahkan tiap orang untuk mencari atau membagikan setiap informasi salah satunya yang berupa dakwah/ceramah. Terakhir, sebanyak 41 orang 78,8% menilai bahwa mereka sering menemukan hal negatif dari penggunaan media sosial sebagai media dakwah. Hanya 21,2% atau sebanyak 11 orang yang tidak terpengaruh pada hal-hal negatif yang timbul. KESIMPULAN Dalam keberadaan IPTEK, terdapat sosial media sebagai salah satu bentuk perkembangan dari teknologi yang juga memegang peran penting sebagai media komunikasi dan penyebaran informasi masa kini. Untuk itu, media sosial sebagai sarana komunikasi dan penyebaran informasi ini, dijadikan peluang besar bagi para pendakwah khususnya Indonesia sebagai sarana penyebaran dakwah islamiah. Hasil survey kami terhadap 52 orang dari kalangan masyarakat umum, mahasiswa, pelajar, dan guru/dosen yang sudah mempunyai sosial media dan sering menemukan dakwah/ceramah di media sosial yang mereka gunakan, ternyata 94,23% dari 52 responden setuju jika media sosial sangat bermanfaat sebagai media dakwah islami masa kini, dilihat dari kemudahannya untuk di akses. Di sisi lain, mereka juga sering menemukan hal-hal yang menjadi ancaman dan tantangan dalam berdakwah di media sosial, sebanyak 78,8% dari 52 responden setuju akan hal tersebut. Untuk itu, 42% responden memberikan saran agar pengguna media sosial tidak langsung menyimpulkan informasi yang didapat dari dakwah-dakwah yang beredar. Selain itu, filterisasi informasi sangat penting sebelum menyebarkan kembali berita yang didapat dalam media sosial. Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini DAFTAR PUSTAKA David Colton & David W. Designing and Constructing Instruments for Social Search and Evaluation. San Fransisco John Wiley & Son Inc. Fauzia Zahra, U., Sarbini, A., Shodiqin, A., Komunikasi dan Penyiaran Islam, J., Dakwah dan Komunikasi, F., SunanGunungDjati, U., &ManajemenDakwah, J. 2016. Media Sosial Instagram sebagai Media Dakwah. Dipublikasikan Juni. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung Rosda, 2008, p. 220 Muhammad Robbani dan RhafidillaVebryndaSIkom, A. PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA DAKWAH STRATEGI NURUL AZKA DALAM MENGELOLA AKUN NUNUZOO. Nurlina. BERDAKWAH DI MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PENYEBAR DAKWAH DI ERA DIGITAL. Putri, N. Q. 2020. Efektivitas Penggunaan Aplikasi Qraved sebagai Media Memilih Tempat Makan. Jurnal Pewarta Indonesia, 2 1, 22-23. Rismala, Rita, dkk. “Kajian Ilmiah dan Deteksi Adiksi Internet dan Media Sosial di Indonesia Menggunakan XGBoost”. JEPIN Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika 2021 1-11. Saputra, S. 2020. Efektivitas Komunikasi Interpersonal dalam Kegiatan Pembelajaran Melalui Media WhatsApp Group. Professional Jurnal Komunikasi dan Administrasi Publik, 7 1, 11-21. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene, H. Z. ETIKA PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM AL-QUR’AN SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI DI ERA DIGITALISASI. Suhandang, Kustadi. 2007. Manajemen Pers Dakwah Perencanaan hingga Pengawasan. Bandung Remaja Rosda Karya. Suharto, S. 2017. MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIUM KOMUNIKASI DAKWAH Vol. 13. Sumarni, T., Tinggi, S., Islam, A., &Bengkalis, N. 2017. SCIENTIFIC LEARNING KONSEP IPTEK DAN KETERPADUANNYA DALAM AL-QUR’AN. Usman, F., Wilayah, J. P., & Kota, D. EfektivitasPenggunaan Media Online Sebagai Sarana Dakwah Vol. 1, Issue 01. Wibowo, A., Tinggi, S., Islam, A., &Purworejo, 2019. PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI TREND MEDIA DAKWAH PENDIDIKAN ISLAM DI ERA DIGITAL Vol. 03, Issue 02. Wibowo, Ari. “Kebebasan Berdakwah di Youtube Suatu Analisis Pola Partisipasi Media”. Mawa’izh Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan 2018 224-238. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Qisthina PutriPerkembangan internet mendorong munculnya berbagai aplikasi baru mulai dari Instagram, Facebook maupun lainnya. Pengertian media menurut pengertian ahli adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Media juga dapat diakses sebagai jasa informasi, dalam hal ini untuk memilih tempat makan yang dinamakan aplikasi Qraved. Qraved didirikan pada tahun 2013, merupakan perusahaan direktori reservasi kuliner yang dinilai berhasil memberikan solusi “Makan apa dan dimana”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi Qraved bagi masyarakat dalam meilih tempat makan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Pengukuran efektivitas menggunakan metode penyebaran kuesioner dengan tujuan yaitu mengukur perilaku konsumen. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diujivaliditas dan realibilitasnya. Sampel penelitian ini diambil sebanyak 100 orang pengguna aplikasi Qraved. Dengan penelitian kuantitatif deskriptif peneliti mengukur efektifitas dari aplikasi Qraved menggunaan model komunikasi EPIC Model yaitu mengukur efektivitas dari segi empathy, persuation, impact dan communication. Hasil menunjukkan bahwa aplikasi Qraved efektif dalam membantu masyarakat memilih tempat makan. Ari WibowoThis article describes the reality of freedom of preaching on social media. The research approach used in this study is qualitative descriptive with a critical paradigm. There are two focus of the study approach used, namely; 1 participatory culture approach, to know the characteristics of the Youtube da'wah channel, 2 a new media impact analysis approach, to analyze the problem of da'i and mad'u millennial in the context of da'wah activities on the Youtube channel. The results of this study indicate that da'wah activities on the da'wah Youtube channel consist of 4 four types, namely 1 Youtube channels affiliated with community organizations; 2 Youtube channels that are managed independently by da'i; 3 youtube channel managed by da'wah community; 4 Youtube channels managed by Vloggers or other Youtuber. Also, there are threats behind the freedom to preach on social media, including; easy spread of provocative preaching messages, slander, hoax, and veiled radical understanding. The solution to the threat is; 1 the corrective approach of the da'i through Youtube channels; 2 the participation of da'i affiliates to oversee da'wah content that is inappropriate and contrary to humanist, moderate and transformative da' dan media sosial telah menjadi kebutuhan pokok manusia untuk mengakses informasi, terutama di masa pandemi COVID-19 saat ini. Hal ini penting untuk dikaji karena berdampak pada perilaku dan kesehatan psikologi seseorang. Berdasarkan sudut pandang filsafat sains, adiksi internet dan media sosial di Indonesia merupakan kenyataan saintifik karena telah memenuhi kriteria falsifikasi dan bisa diuji testable secara empiris. Hasil survei terhadap 1980 responden, diperoleh 25,56% responden teradiksi internet dan 20,2% teradiksi media sosial. Penelitian ini juga berhasil membangun model untuk mendeteksi adiksi internet dan media sosial menggunakan XGBoost, dengan F-Measure sebesar 69,23% untuk adiksi internet dan 67,66% untuk adiksi media sosial. Oleh karena itu, fenomena adiksi internet dan media sosial ini perlu mendapatkan perhatian khusus agar dapat diantisipasi sejak Pers Dakwah Perencanaan hingga Pengawasan. Bandung Remaja Rosda KaryaKustadi SuhandangSuhandang, Kustadi. 2007. Manajemen Pers Dakwah Perencanaan hingga Pengawasan. Bandung Remaja Rosda Karya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kemajuan Teknologi dan MasyarakatPerkembangan teknologi dan internet membawa dampak besar bagi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Menurut Oetomo pola kehidupan sehari-hari telah berubah sejak adanya teknologi internet, karena dengan internet bumi seakan menjadi desa kecil yang tidak pernah tidur, semua jenis kegiatan dapat difasilitasi oleh teknologi sendiri termasuk media baru di era digital. Hal ini membuat masyarakat diluar sana dapat bergaul dan bersosialisasi dengan memanfaatkan internet. Sementara itu nih di tempat kita bersosialisasi dan berinteraksi dalam dunia internet tersebut umumnya dikenal sebagai ruang maya loh teman-teman. Dengan demikian, kemajuan teknologi saat ini membawa suatu perubahan yang cepat dalam suatu kehidupan manusia dengan tanpa batas dan lebih efektif jauh menjadi dekat. Salah satu dampak kemajuan teknologi adalah dengan kehadiran masyarakat informasi. Waktu dulu, untuk dikenal banyak orang kita harus bertatap muka langsung dengan cara saling berkenalan atau bertemu secara tidak sengaja dengan orang tersebut. Tetapi dengan kemajuan teknologi sekarang ini, di zaman yang serba modern ini, kita bisa dikenal banyak orang dan berkomunikasi secara langsung melalui media sosial misalnya saja seperti facebook, twitter, instagram, path, youtube tiktok dan masih banyak media lain agar seseorang bisa mengenal kita. Dengan cara kita mengunggah foto atau video kita dalam media sosial tersebutt. Apa teman-teman udah tau kalo saat ini perkembangan teknologi dan informasi dalam bentuk media online menjadi semakin pesat loh teman-teman. Hal ini di karenakan semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia mulai dari kalangan anak-anak, remaja, mahasiswa, maupun orang tua dewasa. Karena menggunakan interntet itu sangat mudah, kita bisa mencari segala sesuatu bisa didapatkan dari media online, termasuk informasi yang menunjang kegiatan belajar mahasiswa atau masyarakat lain nya. Bahkan saat ini dengan perkembangan teknologi, melalui handphone pun pengguna bisa mengakses berbagai informasi dari ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan juga loh. Oleh karena itu supaya pendidikan di Indonesia tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian. Teknologi komunikasi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Sedangkan teknologi informasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan juga menjadi salah satu teknologi yang menyimpan segudang fasilitas dan layanan yang patut dipahami dan dikuasai oleh siapapun di zaman modern. Tetapi internet juga bisa dibilang bagaikan hutan rimba. Penjelajah yang belum berpengalaman tentu membutuhkan peta dan pemahaman baik konsep maupun teknis akses nya agar tidak tersesat dan dapat menikmati kegiatan masa kini yang mempunyai peran sangat penting di era globalisasi. Internet bagaikan sebuah perpustakaan dunia yang bisa kita akses dengan mudah segala kebutuhan yang kita perlukan. Jadi sekarang menurut teman-teman, apakah teknologi di Indonesia sudah dapat bersaing dengan teknologi diluar sana? Apakah kalian sudah tahu bahwa semakin canggih nya teknologi di Indonesia saat ini? Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya Oleh Nurjanah*Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon PERAN teknologi informasi sangat penting dalam pelaksanaan dakwah di kalangan mahasiswa. Dakwah dengan menggunakan IT akan memberikan hasil yang lebih efektif dibandingkan dakwah secara manual. Daya jangkau dakwah dengan IT lebih jauh dan meluas. Dakwah dengan cara lama, seperti metode ceramah langsung atau dengan surat kabar atau koran membutuhkan waktu khusus. Bahkan tidak jarang membutuhkan lebih banyak biaya. Dakwah melalui media sosial online lebih cepat tersampaikan. Hanya dengan satu posting sudah dapat menjangkau khalayak luas. Implikasi penggunaan IT, perlu adanya niatan yang baik, akhlak baik dan kehati-hatian supaya tidak terjebak pada hal-hal yang tidak diharapkan dari penggunaan IT. Di era yang serba digital seperti sekarang ini dari anak-anak hingga dewasa hampir semua menggunakan peran teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga dengan mahasiswa yang memanfaatkan peran teknologi sebagai aktivitas dalam melakukan kegiatan berdakwah dilingkungan kampus. Menurut Noor 2011, dakwah kampus dengan mengikuti perkembangan teknologi ini ternyata mampu mengoptimalkan syiar dakwah yang lebih efektif kepada teman-teman kampusnya yang menyukai online setiap harinya. Penggunaan teknologi informasi sebagai media penyebaran dakwah dapat menjadi salah satu opsi untuk pengembangan metode dakwah itu sendiri. Begitu pula manfaat yang akan dirasakan oleh mahasiswa yakni berupa kemudahan mengakses informasi yang berkaitan dengan dakwah. Perubahan besar yang terjadi dewasa ini ada yang menamakan era modern atau era globalisasi. Singkat cerita, berbagai nama telah dimunculkan untuk memberikan penjabaran tentang suatu perubahan besar yang berkembang dalam kehidupan manusia saat ini. Simpulannya semua perubahan dalam kehidupan manusia dewasa ini dimulai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Adapun tujuan teknologi informasi antara lain yaitu

ceramah tentang kemajuan teknologi